Sistem Perekonomian di Indonesia

Monday, 31 March 2014



Sejak berdirinya negara Republik Indonesia, sudah banyak tokoh-tokoh negara pada saat itu telah merumuskan sistem perekonomian yang tepat bagi bangsa indonesia, baik secara individu maupun diskusi kelompok. Tokoh ekonomi indonesia saat itu, Sumitro Djojohadikusumo, dalam pidatonya di negara Amerika tahun 1949, menegaskan bahwa sistem yang dicita-citakan adalah ekonomi semacam campuran tetapi dalam proses perkembanganya telah disepakati suatu bentuk ekonomi baru yang dinamakan sebagai Sistem Ekonomi Pancasila yang didalamnya mengandung unsur penting yang disebut

Demokrasi Ekonomi.
Mengapa dipilih sistem Demokrasi ekonomi, karena menurut beliau sistem Demokrasi Ekonomi memiliki ciri-ciri yang positif, diantaranya adalah :
  1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan.
  2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
  3. Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang dikehendakinya serta mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan yang layak.
  4. Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan masyarakat.
  5. Potensi, inisiatif dan daya kreasi setiap warga negara dikembangkan sepenuhnya dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum.
  6. Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.

Dengan demikian perekonomian Indonesia tidak mengizinkan adanya:
1.   Free fiht liberalism, yaitu adanya suatu kebebasan usaha yang tidak terkendali sehingga memungkinkan terjadinya eksploitasi kaum ekonomi yang lemah dan terjajah dengan akibat semakin bertambah luasnya jurang pemisah si kaya dan si miskin.

2. Etatisme, yaitu keikutsertaan pemerintah yang terlalu dominan sehingga mematikan motivasi dan kreasi masyarakat untuk berkembang dan bersaing secara sehat. Jadi masyarakat hanya bersikap pasif saja.

3.  Monopoli, suatu bentuk pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok tertentu, sehingga tidak memberikan pilihan lain pada konsumen untuk tidak mengikuti keinginan sang monopoli. Disini konsumen seperti robot yang diatur untuk mengikuti jalannya permainan.

Meskipun awal perkembangan perekonomian indonesia menganut sistem ekonomi pancasila. Ekonomi demokrasi dan mungkin ‘campuran’ namun bukan berarti sistem perekonomian liberalis dan etatisme tidak pernah terjadi di Indonesia. Awal tahun 1950-an sampai dengan tahun 1957-an merupakan bukti sejarah adanya corak liberalis dalam perekonomian Indonesia. Demikian juga dengan sistem etatisme, pernah juga mewarnai corak perekonomian di tahun 1960-an sampai masa orde baru.

Faktor-faktor penyebab kegagalan sistem perekonomian Indonesia adalah :

Program tersebut disusun oleh tokoh yang relatif bukan bidangnya, namun oleh tokoh politik, sehingga keputusan yang dibuat cenderung menitikberatkan pada masalah politik bukan masalah ekonomi.
Akibat lanjutan dari kegagalan diatas dana negara yang seharusnya dialokasikan untuk kepentingan kegiatan ekonomi justru dialokasikan untuk kepentingan politik dan perang.
Adanya kecenderungan terpengaruh untuk menggunakan sistem perekonomian yang tidak sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia.

Akibat yang ditimbulkan dari sistem etatisme yang pernah terjadi di indonesia pada periode tersebut, yaitu :
a.   Semakin rusaknya sarana produksi dan komunikasi yang membawa dampak menurunnya nilai ekspor kita.
b.   Hutang luar negeri yang justru dipergunakan untuk proyek ‘Mercu Suar’
c.      Defisit anggaran negara yang makin besar laju pertumbuhan penduduk yang lebih besar dari pertumbuhan ekonomi

Dalam perekonomian indonesia dikenal tiga pelaku pokok :
·         Koperasi
·         Sektor Swasta, dan
·         Sektor pemerintah

Sesuai dengan konsep trilogi pembangunan, yang masing-masing pelaku tersebut memiliki fungsi sebagai berikut :

Koperasi
Sesuai dengan UU No. 25 Tahun 1992 pasal 4 menyatakan bahwa fungsi dan peran koperasi seperti berikut ini.
  1. Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial mereka.
  2. Turut serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
  3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya.
  4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Sektor Swasta
Peran yang diberikan sektor swasta dalam perekonomian Indonesia seperti berikut ini.
  1. Membantu meningkatkan produksi nasional.
  2. Menciptakan kesempatan dan lapangan kerja baru.
  3. Membantu pemerintah dalam usaha pemerataan pendapatan.
  4. Membantu pemerintah mengurangi pengangguran.
  5. Menambah sumber devisa bagi pemerintah.
  6. Meningkatkan sumber pendapatan negara melalui pajak.
  7. Membantu pemerintah memakmurkan bangsa.

Sektor Pemerintah
Secara umum sektor pemerintah memiliki fungsi :
  1. Mengelola cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak.
  2. Sebagai pengelola bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya secara efektif dan efisien.
  3. Sebagai alat bagi pemerintah untuk menunjang kebijaksanaan di bidang ekonomi.
  4. Menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat sehingga dapat menyerap tenaga kerja.
Itulah sistem perekonomian yang Indonesia anut menurut beberapa sumber. Dan dibawah ini merupakan sejarah-sejarah yang terjadi dalam perekonomian di Indonesia pada masa orde lama, orde baru, hingga reformasi sekarang ini.

  
Sejarah Perekonomian Di Indonesia

Indonesia adalah negara yang strategis karena diapit dengan dua samudra dan dua benua. Sehingga penjajah semakin bersemangat untuk merebut negara ini. Seperti Belanda berkuasa selama sekitar 350 tahun di Indonesia , Jepang 3,5tahun dan masih banyak negara-negara penjajah lain. Selama dijajah, perekonomian Indonesia sangat terpuruk. Mari kita simak perkembangan sejarah perekonomian Indonesia mulai dari orde lama, orde baru, hingga reformasi saat ini.


ORDE LAMA

Masa Pasca Kemerdekaan (1945-1950)
Keadaan ekonomi & keuangan pada masa ini sangat buruk, karena disebabkan oleh :
Inflasi yang sangat tinggi yang dikarenakan beredarnya lebih dari satu mata uang secara tidak terkendali. Pemerintah RI menyatakan tiga mata uang yang berlaku di wilayah RI, yaitu mata uang De Javasche Bank, mata uang pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang pendudukan Jepang.

Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan ekonomi, antara lain : 
a.   Menteri keuangan Ir. Surachman melaksanakan Program Pinjaman Nasional dengan persetujuan BP-KNIP  pada bulan Juli 1946.
b.     Usaha melawan blokade dengan diplomasi beras ke India
c.      Mengadakan kontak dengan perusahaan swasta Amerika
d.  Melawan blokade Belanda di Sumatera dengan tujuan ke Singapura dan Malaysia.

Tujuan dilakukannya Konferensi Ekonomi Februari 1946 untuk memperoleh kesepakatan yang tetap dalam menanggulangi masalah  ekonomi yang mendesak, seperti :
a.  Masalah produksi&distribusi sandang,pangan,papan, serta status dan administrasi perkebunan.
b.   Pembentukan Planning Board (Badan Perancang Ekonomi) 19 Januari 1947
c. Rekonstruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang (Rera) 1948, mengalihkan tenaga bekas angkatan perang ke bidang-bidang produktif.
d.  Kasimo Plan yang intinya mengenai usaha swasembada pangan dengan beberapa petunjuk pelaksanaan yang praktis. Dengan swasembada pangan, diharapkan perekonomian akan membaik (Mazhab Fisiokrat : sektor pertanian merupakan sumber kekayaan).


Masa Demokrasi Liberal (1950-1957)

Sistem ini hanya memperburuk kondisi perekonomian Indonesia yang baru merdeka. Karena pengusaha pribumi masih lemah&belum bisa bersaing dengan pengusaha nonpribumi, terutama pengusaha Cina.

Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah ekonomi, antara lain : 
a.  Untuk mengurangi jumlah uang yang beredar agar tingkat harga turun, Gunting Syarifuddin memotongan nilai uang (sanering) pada 20 Maret 1950.
b.  Membatasi impor barang tertentu dan memberikan lisensi impornya hanya pada importir pribumi serta memberikan kredit pada perusahaan-perusahaan pribumi agar nantinya dapat berpartisipasi dalam perkembangan ekonomi nasional program ini disebut Program Benteng


Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1967)

Indonesia menjalankan sistem demokrasi terpimpin& struktur ekonomi Indonesia menjurus pada sistem etatisme (pemerintah mengatur segalanya) sebagai akibat dari dekrit presiden 5 Juli 1959. Sistem ini diharapkan akan membawa kemakmuran bersama dan persamaan dalam sosial, politik,dan ekonomi (Mazhab Sosialisme). Namun kebijakan ekonomi tersebut pada masa ini belum bisa memperbaiki keadaan ekonomi indonesia, seperti :

a.   Menurunkan nilai uang kertas pecahan Rp 500 menjadi Rp 50, uang kertas pecahan Rp 1000 menjadi Rp 100, dan semua simpanan di bank yang melebihi 25.000 dibekukan pada Devaluasi yang diumumkan pada 25 Agustus 1959.
b.  Dibentuknya Deklarasi Ekonomi (Dekon) untuk mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin. Dalam pelaksanaannya justru mengakibatkan stagnasi bagi perekonomian Indonesia dan pada 1961-1962 harga barang-barang naik 400%.
c. Tindakan pemerintah untuk menekan angka inflasi ini malah meningkatkan angka inflasi.
d.  Pemerintah tidak menghemat pengeluaran-pengeluarannya sehingga memperparah tindakan moneter.




ORDE BARU

Stabilisasi politik menjadi prioritas utama pada masa ini. Karena pengusaha pribumi tidak bisa bersaing dengan pengusaha non pribumi, serta sistem etatisme pun tidak memperbaiki keadaan, maka Dipilihlah sistem ekonomi campuran dalam kerangka sistem ekonomi demokrasi pancasila yang merupakan campur tangan pemerintah dalam perekonomian secara terbatas. Jadi, pasar tidak bisa menentukan sendiri dalam keadaan atau masalah tertentu.

Kebijakan ekonominya diarahkan pada pembangunan di segala bidang, seperti:

1.     kebutuhan pokok
2.     pendidikan dan kesehatan
3.     pembagian pendapatan
4.     kesempatan kerja
5.     kesempatan berusaha
6.     partisipasi wanita dan generasi muda
7.     penyebaran pembangunan
8.     peradilan

Semua itu dilakukan dengan pelaksanaan pola umum pembangunan jangka panjang (25-30 tahun) secara periodik lima tahunan yang disebut Pelita (Pembangunan lima tahun).
Indonesia berhasil swasembada beras, penurunan angka kemiskinan, perbaikan tingkat kesejahteraan rakyat dan industrialisasi yang meningkat pesat. Pemerintah juga berhasil menggalakkan preventive checks untuk menekan jumlah kelahiran lewat KB dan pengaturan usia minimum orang yang akan menikah,dampak positif ini diperoleh pada tahun 1984.
Namun dampak negatifnya adalah kerusakan serta pencemaran lingkungan hidup dan sumber-sumber daya alam, perbedaan ekonomi antar daerah, antar golongan pekerjaan dan antar kelompok dalam masyarakat, serta penumpukan utang luar negeri. Akibatnya, ketika terjadi krisis yang merupakan imbas dari ekonomi global, Indonesia merasakan dampak yang paling buruk. Harga-harga meningkat secara drastis, nilai tukar rupiah melemah dengan cepat, dan menimbulkan berbagai kekacauan di segala bidang, terutama ekonomi.



ORDE REFORMASI

Pemerintahan presiden BJ.Habibie yang mengawali masa reformasi belum melakukan manuver-manuver yang cukup tajam dalam bidang ekonomi. Kebijakan-kebijakannya diutamakan untuk mengendalikan stabilitas politik.

Pada masa kepemimpinan presiden Abdurrahman Wahid pun, juga tidak ada tindakan yang cukup berarti untuk menyelamatkan negara dari keterpurukan. Padahal, ada berbagai persoalan ekonomi yang diwariskan orde baru harus dihadapi, antara lain masalah KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), pemulihan ekonomi, kinerja BUMN, pengendalian inflasi, dan mempertahankan kurs rupiah. Malah presiden terlibat skandal Bruneigate yang menjatuhkan kredibilitasnya di mata masyarakat. Akibatnya, kedudukannya digantikan oleh presiden Megawati.

Masa Kepemimpinan Megawati Soekarnoputri Masalah-masalah yang mendesak untuk dipecahkan adalah pemulihan ekonomi dan penegakan hukum. Kebijakan-kebijakan yang ditempuh untuk mengatasi persoalan-persoalan ekonomi antara lain :
Meminta penundaan pembayaran utang sebesar US$ 5,8 milyar pada pertemuan Paris Club ke-3 dan mengalokasikan pembayaran utang luar negeri sebesar Rp 116.3 triliun.
Kebijakan privatisasi BUMN. Privatisasi adalah menjual perusahaan negara di dalam periode krisis dengan tujuan melindungi perusahaan negara dari intervensi kekuatan-kekuatan politik dan mengurangi beban negara. Hasil penjualan itu berhasil menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,1 %. Namun kebijakan ini memicu banyak kontroversi, karena BUMN yang diprivatisasi dijual ke perusahaan asing.
Di masa ini juga direalisasikan berdirinya KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), tetapi belum ada gebrakan konkrit dalam pemberantasan korupsi. Padahal keberadaan korupsi membuat banyak investor berpikir dua kali untuk menanamkan modal di Indonesia, dan mengganggu jalannya pembangunan nasional.

Masa Kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono Kebijakan kontroversial pertama presiden Yudhoyono adalah mengurangi subsidi BBM, atau dengan kata lain menaikkan harga BBM. Kebijakan ini dilatar belakangi oleh naiknya harga minyak dunia. Anggaran subsidi BBM dialihkan ke subsidi sektor pendidikan dan kesehatan, serta bidang-bidang yang mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kebijakan kontroversial pertama itu menimbulkan kebijakan kontroversial kedua, yakni Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi masyarakat miskin. Kebanyakan BLT tidak sampai ke tangan yang berhak, dan pembagiannya menimbulkan berbagai masalah sosial.
Kebijakan yang ditempuh untuk meningkatkan pendapatan perkapita adalah mengandalkan pembangunan infrastruktur massal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta mengundang investor asing dengan janji memperbaiki iklim investasi. Salah satunya adalah diadakannya Indonesian Infrastructure Summit pada bulan November 2006 lalu, yang mempertemukan para investor dengan kepala-kepala daerah.
Menurut Keynes, investasi merupakan faktor utama untuk menentukan kesempatan kerja. Mungkin ini mendasari kebijakan pemerintah yang selalu ditujukan untuk memberi kemudahan bagi investor, terutama investor asing, yang salahsatunya adalah revisi undang-undang ketenagakerjaan. Jika semakin banyak investasi asing di Indonesia, diharapkan jumlah kesempatan kerja juga akan bertambah.


Sumber:

Sistem Perekonomian Di Dunia


A.   Pengertian Sistem Perekonomian


Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut.
Ada pula yang menyebutkan bahwa, Sistem perekonomian adalah seperangkat mekanisme dimana suatu negara memiliki strategi untuk mengatur kehidupan ekonominya dalam rangka mencapai kemakmuran rakyatnya.
Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah.
Sistem ekonomi di pengaruhi dengan adanya faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal yang membedakan sistem ekonomi antara negara yang satu dengan yang lain, yaitu:
1.    Falsafah dan Ideologi negara,
2.    Sistem Politik,
3.    Sistem Pemerintahan, dan
4.    Lembaga-lembaga sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat

Faktor eksternal yang mempengaruhi sistem ekonomi di suatu negara, yaitu:
1.    Sistem ekonomi yang dianut oleh negara tersebut,
2.    Sosial budaya luar negeri,dan
3.    Politik dunia internasional.



B.   Macam-Macam Sistem Ekonomi di Dunia


Terdapat 4 macam dalam sistem ekonomi di dunia, berikut adalah macam-macam sistem ekonomi tersebut:
1.     Sistem Ekonomi Tradisional
2.     Sistem Ekonomi Liberal/ Pasar/ Kapitalis
3.     Sistem Ekonomi Komando/ Sosialis/ Terpusat
4.     Sistem Ekonomi Campuran

Berikut ini penjelasan lebih lanjut dari 4 macam sistem ekonomi yang ada di dunia:

 1.     Sistem Ekonomi Tradisional

Sistem ekonomi tradisional merupakan sistem ekonomi yang diterapkan oleh masyarakat tradisional secara turun temurun dengan hanya mengandalkan alam dan tenaga kerja. Masyarakat melakukan sistem ini dengan tetap menjaga nilai budaya setempat, sehingga kegiatan perekonomiannya masih bergotong-royong dan kekeluargaan.

Ciri-ciri dari sistem ekonomi tradisional adalah :
a) Teknik produksi dipelajari secara turun temurun  dan bersifat sederhana.
b)    Hanya sedikit menggunakan modal.
c)     Pertukaran dilakukan dengan sistem barter (barang dengan barang).
d)    Belum mengenal pembagian kerja.
e)     Masih terikat tradisi.
f)      Tanah sebagai tumpuan kegiatan produksi dan sumber kemakmuran.
g)     Sifat kekeluargaan tergolong sangat tinggi    

Kelebihan sistem ekonomi tradisional, adalah sebagai berikut :

1.    Tidak terdapat persaingan yang tidak sehat, hubungan antar individu sangat erat.
2.    Masyarakat merasa sangat aman, karena tidak ada beban berat yang harus dipikul.
3.     Tidak individualistis.


Kelemahan dari sistem ekonomi tradisional, adalah sebagai berikut :

1.  Teknologi yang digunakan masih sangat sederhana, sehingga produktivitas rendah.
2.     Mutu barang hasil produksi masih rendah.




2.     Sistem Ekonomi Liberal/Pasar/Kapitalis

Sistem ekonomi Liberal/ Pasar/ Kapitalis adalah suatu sistem ekonomi dimana seluruh kegiatan ekonomi mulai dari produksi, distribusi dan konsumsi diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar. Sistem ini sesuai dengan ajaran dari Adam Smith, dalam bukunya An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations.

Ciri-ciri dari sistem ekonomi Liberal/Pasar/Kapitalis adalah :  
a)     Setiap orang bebas memiliki barang, termasuk barang modal.
b)    Setiap orang bebas menggunakan  barang dan jasa yang dimilikinya.
c)     Aktivitas ekonomi ditujukan untuk memperoleh laba.
d)    Semua aktivitas ekonomi dilaksanakan oleh masyarakat (Swasta).
e)     Pemerintah tidak melakukan intervensi dalam pasar.
f)      Persaingan dilakukan secara bebas.
g)     Peranan modal sangat vital.

Kelebihan sistem ekonomi liberal, adalah sebagai berikut :
1.   Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam mengatur kegiatan ekonomi.
2.     Setiap individu bebas memiliki sumber-sumber produksi.
3.     Munculnya persaingan untuk maju.
4.   Barang yang dihasilkan bermutu tinggi, karena barang yang tidak bermutu tidak akan laku dipasar.
5. Efisiensi dan efektivitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi didasarkan atas motif mencari laba.

Kelemahan dari sistem ekonomi liberal, adalah sebagai berikut :
1.     Sulitnya melakukan pemerataan pendapatan.
2.     Cenderung terjadi eksploitasi kaum buruh oleh para pemilik modal.
3.     Munculnya monopoli yang dapat merugikan masyarakat.
4.Sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasisumber daya oleh individu.

Negara-negara yang menggunakan sistem ini di dunia adalah Blok Barat (Jepang, Australia, Inggris, Amerika Serikat, Kanada, dan lain-lain).


3.     Sistem Ekonomi Komando/Terpusat/Sosialis

Sistem ekonomi komando/terpusat/sosialis adalah sistem ekonomi dimana peran pemerintah sangat dominan dan berpengaruh dalam mengendalikan perekonomian. Pada sistem ini pemerintah menentukan barang dan jasa apa yang akan diproduksi, dengan cara atau metode bagaimana barang tersebut diproduksi, serta untuk siapa barang tersebut diproduksi.

Ciri-ciri dari sistem ekonomi Komando/Terpusat/Sosialis adalah :  
a)     Semua alat dan sumber-sumber daya dikuasai pemerintah.
b)    Hak milik perorangan tidak diakui.
c)     Tidak ada individu atau kelompok yang dapat berusaha dengan bebas dalam kegiatan perekonomian.
d)    Kebijakan perekonomian diatur sepenuhnya oleh pemerintah.

Kelebihan sistem ekonomi Terpusat, adalah sebagai berikut :
1.  Pemerintah lebih mudah mengendalikan inflasi, pengangguran dan masalah ekonomi lainnya.
2.     Pasar barang dalam negeri berjalan lancer.
3.     Pemerintah dapat turut campur dalam hal pembentukan harga.
4.     Relatif mudah melakukan distribusi pendapatan.
5.     Jarang terjadi krisis ekonomi.
6.     Kemakmuran masyarakat terjamin

Kelemahan dari sistem ekonomi liberal, adalah sebagai berikut :
1.     Mematikan inisiatif individu untuk maju.
2.     Sering terjadi monopoli yang merugikan masyarakat.
3.     Masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam memilih sumber daya.
4.     Kemajuan dalam ekonomi lambat.
5.     Hak milik perseorangan tidak diakui

        Negara-negara yang menggunakan sistem ini di dunia adalah Blok Timur (negara-negara Komunis) seperti Rusia, Kuba, Korea Utara, dan negara Eropa Timur.


4.     Sistem Ekonomi Campuran

Sistem ekonomi campuran merupakan dari sistem ekonomi pasar dan terpusat, dimana pemerintah dan swasta saling berinteraksi dalam memecahkan masalah ekonomi.

Ciri-ciri dari sistem ekonomi campuran adalah :  
a)     Merupakan gabungan dari sistem ekonomi pasar dan terpusat.
b)    Barang modal dan sumber daya yang vital dikuasai oleh pemerintah.
c)     Pemerintah dapat melakukan intervensi dengan membuat peraturan, menetapkan kebijakan fiskal, moneter, membantu dan mengawasi kegiatan swasta.
d)    Peran pemerintah dan sektor swasta berimbang.

Penerapan sistem ekonomi campuran akan mengurangi berbagai kelemahan dari sistem ekonomi pasar dan komando dan ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Negara-negara yang menggunakan sistem ini di dunia adalah negara-negara berkembang (Indonesia, Mesir, Malaysia, Afrika, Amerika Latin, dan lain-lain).

Sumber :